Tahukah Anda, Ada Monumen Sejarah Perang Dunia II di Dumai

Monumen meriam KRI Dumai 652 saat berada di Simpang Bundaran Kota Dumai. Namun pada tahun 2011 nomumen ini dipindahkan ke Jalan Yos Sudaro

Dumai Detak60.com-- Sebelum tahun 2000an, hal yang paling diingat saat berkunjung di Kota Dumai ialah Tugu Monumen Meriam. Monumen ini berada di perempatan jalan Soebrantas-Putri Tujuh-Bukit Batrem-Bumi Ayu yang merupakan lintasan pintu masuk Kota Dumai dari luar kota.

Untuk diketahui, meriam ini sempat mempersenjatai kapal perang KRI Dumai 652 milik TNI AL, terdiri dari 2 × single 5″/38 caliber gun mounts,8 × single 40 mm AA gun, dan 12 × single 20 mm AA gun.

Kapal perang dengan nomor lambung 652 tersebut punya riwayat panjang sebelum dioperasikan TNI AL. Aslinya kapal ini adalah milik Angkatan Laut Amerika Serikat dengan jenis destroyer tender dari Shenandoah Class.

Shenandoah Class adalah destroyer tender yang berfungsi untuk mendukung misi logistik pada armada kapal perusak AL AS (US Navy) pada Perang Dunia II dengan nama USS Tidewater (AD-31).

Pada 10 Januari 1972 PT Pertamina membeli kapal perang tersebut untuk dijadikan Floating Dock di Dumai. Untuk mempermudah dalam pembelian dan perjalanan ke Indonesia, maka pihak Pertamina bekerja sama dengan TNI AL dan kapal tersebut kemudian diberi nama KRI Dumai. Versi Wikipedia.org, menyebut awalnya kapal ini didatangkan ke Indonesia dengan sistem sewa pada tahun 1971, dan baru resmi dibeli pada 1 Maret 1980.

Namun, debut KRI Dumai tak lama, pada tahun 1984 TNI AL sudah resmi menonaktifkan kapal dengan Speed: 18 knots (33 km/h) ini. Dan pada September 1990, TNI AL menghibahkan meriam kaliber 5 “/38 kepada pihak Pemerintah  Kota Dumai dan dipasang sebagai monumen selamat datang masuk kota Dumai.

Kota Dumai bisa disebut sebagai icon selamat datang di kota dengan wilayah administrasi terluas ketiga di Indonesia, setelah Kota Palangka Raya dan Kota Tidore Kepulauan ini.
 
Namun, pada tahun 2011 tugu meriam di perempatan yang dikenal warga setempatan dengan sebutan simpang bundaran ini sudah digantikan dengan tugu selamat datang dengan design berupa 4 buah layar dengan warna jingga kemerahan (tembaga,red). Pemindahan tersebut dilakukan untuk memberikan kesan ramah terhadap pendatang.

Pemindahan dan pembangunan tugu selamat datang tersebut sempat mendapat kritikan dari berbagai kalangan. Salah satunya anggaran pembangunannya yang dialokasikan dari APBD Kota Dumai tahun 2011, namun di tugu tersebut terdapat logo Chevron.

Setelah dipindahkan ke lokasi yang baru, antusias warga tempatan dan warga pendatang terhadap monumen meriam senjata KRI 904 berkurang. Tidak seperti di lokasi lamanya, keberadaan menumen tersebut tidak lagi menjadi pilihan warga dan wisatawan untuk berswafoto dengan monumen sejarah yang terlibat dalam perang dunia ke II tersebut. *


[Ikuti Detak60.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar