Mengaku Bupati dan Wabup Bengkalis, Tipu Pengurus Masjid Jami'atul Ikhlas Senggoro 48 Juta

Kondisi Mesjid Jami'atul Ikhlas Desa Senggor Bengkalis

Bengkalis, Detak60.com - Nasib naas menimpa bendahara masjid Jami'atul Ikhlas desa Senggoro Bengkalis H Basri. Mantan Kabag Humas Pemkab Bengkalis itu harus kehilangan semua tabungan di rekeningnya sebesar Rp. 48 juta dikuras oleh penipu yang mengaku mengirimkan sejumlah bantuan untuk pembangunan masjid Jami'atul Ikhlas dari Bupati Bengkalis, Wabup Bengkalis, Sekda Bengkalis, ketua DPRD Bengkalis dan dari Dinas Sosial. 

Ceritanya begini, pada Sabtu malam (18/02/2023) H. Basri yang juga adalah ketua pembebasan lahan pembangunan masjid Jami'atul Ikhlas yang kebetulan sedang getol mencari dana untuk pembebasan lahan dan pembangunan masjid Jamiatul Ikhlas, mendapat pesan melalui WA dari orang yang mengaku Bagus Santoso, sembari memperkenalkan diri ke Basri bahwa dia adalah wabup dan bermaksud memberikan bantuan untuk masjid Jami'atul Ikhlas, sekaligus menjelaskan bahwa ada program donasi sekali lima tahun dari pemkab Bengkalis untuk masjid yakni dari bupati, wabup, sekda, ketua DPRD dan Dinas Sosial. 

Menurutnya nanti akan ada orang dari Dinas Sosial yang akan mengirimkan bantuan tersebut sembari meminta nomor rekening masjid. 

Tak lama setelah itu ada orang yang mengaku dari Dinas Sosial bernama Maulana Ihsan mengabari ke H. Basri bahwa dia sudah mentranfer uang sejumlah Rp. 18 juta ke rekening masjid. Tak lupa bukti tranfernya dikirim ke H. Basri. 

Untuk ucapan terima kasih, H. Basri kemudian meneruskan bukti tranferan atas nama Bagus Santoso itu ke orang yang mengaku wabup itu dan mengucapkan terima kasih.
       
"Waktu meneruskan bukti tranfer kepada orang yang mengaku wabup Bagus Santoso, dia mengatakan uang yang Rp. 18 juta itu untuk bantuan masjid Jami'atul Ikhlas hanya Rp. 8 juta, sisanya adalah untuk bantuan untuk panti asuhan  sebesar Rp. 8 juta dan Rp. 2 juta untuk saya pribadi. Dan dia minta saya mentranferkan kembali bantuan untuk panti asuhan sembari dia mengirimkan no rekening, "cerita H. Basri.
       
Lanjut Basri, Maulana mengirimkan lagi bukti tranfer ke rekening masjid atas nama Kasmarni sebesar Rp. 20 juta, bukti tranfers dari atau atas nama sekda sebesar Rp. 45 juta, kemudian dari Khairul Umam sebesar Rp. 30 juta dan dari Dinas Sosial Rp. 22 juta. 

Pihak pengurus masjid diminta untuk dapat menerima kunjungan wabup, sekda, dan ketua DPRD ba'da Zuhur pada Ahad (19/2/2023) untuk menjelaskan perihal bantuan tersebut. 
        
"Orang yang mengaku dari Dinas Sosial bernama Maulana itu mengatakan pula bahwa bantuan yang ditranfer dari Kasmarni Rp. 10 juta untuk masjid dan untuk panti asuhan Rp. 10 juta. Sementara yang dari ketua DPRD untuk masjid sebesar Rp. 15 juta dan untuk panti asuhan Rp. 15 juta. Demikian juga tranfer yang dari Sekda, untuk masjid hanya Rp. 25 juta dan sisanya untuk panti asuhan, Kemudian dari Dinas Sosial untuk masjid hanya Rp. 15 juta dan sisanya untuk panti asuhan. Dia minta yang untuk panti asuhan itu ditranferkan kembali malam itu juga, "kata Basri. 

Walau Basri sudah memberi alasan jika pihaknya tak dapat melakukan tranfer balik berhubung hari libur karena rekening masjid tidak ada kartu ATM, dan lagi buki rekening masjid belum bisa diprint out untuk melihat ada tidaknya uang masuk. Namun si penipu meminta Basri untuk rnenanggulangi dulu dengan rekening pribadinya.
       
"Dia terus minta tolong agar bantuan untuk pantian asuhan yang sudah terkirim ke rekening masjid itu di tranfer balik ke nomor rekening yang dikirim ke saya. Kebetulan di rekening saya ada simpanan untuk biaya kuliah anak saya sebesar Rp. 48 juta. Sementara jumlah yang harus ditranfer untuk panti asuah itu sebesar Rp. 60 juta. Si penipu mengatakan tak apalah tranfer berapa yang ada aja, besok boleh ditranfer sisanya. Karena memang percaya dengan bukti tranfer uang benar-benar seperti bukti tranfer asli, ditambah pula profil di WA yang mengatasnamakan wabup benar-benar foto Bagus Santoso, saya pun mengirimkan uang yang ada di rekening saya semuanya sebanyak Rp. 48 juta, "urai Basri. 

Pagi Ahad, Basri pun memberitahu ketua masjid Jamiatul Ikhlas ustad Arjon jika ada bantuan masuk dari bupati, wabup, sekda, ketua DPRD dan Dinas Sosial, dan jika ba'da Zuhur, wabup bersama sekda dan ketua DPRD akan berkunjung ke masjid Jamiatul Ikhlas menjelaskan perihal penyerahan bantuan itu. 

Saat shalat Zuhur, ketua masjid Jamiatul Iklhas menyampaikan ke jamaah jika ada kunjungan bupati, wabup, sekda. Namun sampai pukul 15.00 wib pengurus masjid menunggu kedatangan rombongan, yang ditunggu tak kunjung datang, pengurus masjid pun sudah pada pulang ke rumah masing-masing. 

"Saya mulai curiga, kenapa hp orang mengaku dari Dinas Sosial itu tidak dapat lagi dihubungi. Dan juga nomor hp orang yang mengaku Bagus Santoso sudah hilang berikut foto di profilnya. Saya pun mendatangi panti asuhan Dayang Derma apakah ada rombongan dari pemkab yang akan menyerahkan bantuan, ternyata tidak ada sama sekali. Disitulah saya sadar jika sesungguhnya saya sudah tertipu. Lenyaplah tabungan untuk biaya kuliah anak saya, "lirih Basri. 

Kendati tabungan terkuras habis oleh penipu, Basri hanya bisa tawakal dan berserah diri pada takdir Allah. ***


[Ikuti Detak60.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar