Gurita Sawit di Jalan Gajah Mada? Ini Bukan Soal "Portal Mahal"


Dibaca: 1006 kali 
Kamis, 13 Januari 2022 - 09:58:56 WIB
Gurita Sawit di Jalan Gajah Mada? Ini Bukan Soal Portal sebanga yang masih menjadi polemik dan pertanyaan kepentingan siapa sehingga dibuat portal

Duri, Detak60.com - Untuk menyenangkan hati, masyarakat tentu masih ingat kalimat Gus Dur yang terkenal, "Gitu aja kok repot!", itu lah kata-kata yang terucap dari Almarhum Gus Dur sewaktu masih hidup dan memimpin Republik Indonesia.

Jawaban atas ketegangan, kegaduhan, dan drama pengrusakan portal yang mahal itu, bisa diawali dengan beberapa pertanyaan berikut.

Jika harga sawit tinggi, siapa yang diuntungkan? Jika harga sawit rendah, siapa yang diuntungkan?

Itu lah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dipikiran masyarakat, dan hingga saat ini belum terjawabkan.
Jika jalan diportal siapa yang untung?
Jika jalan tidak diportal siapa yang rugi?

Baik diportal atau tidak diportal yang untung tetap pengusaha sawit (pabrik), sebab yang kenal kata "untung rugi" itu para pelaku usaha yang berani menanamkan "sebagian" uang nya untuk berbisnis di buah sawit dan perkebunan sawit.

Petani dalam fluktuasi harga sawit, berada dalam posisi rugi. Kenapa bisa terjadi? Bahasa kerennya, ini permainan kelas tinggi para pebisnis sawit (pabrik) agar harga bisa normal kembali.

Pemerintah daerah harus ingat, lebih dari 7 pabrik (PKS) yang mengepung kota Duri dan sekitarnya atau yang lebih tepatnya 4 kecamatan Bathin Solapan, Mandau, Pinggir dan Kecamatan Talang Muandau, ternyata tidak ada yang mempunyai kebun inti sendiri. Beda dengan, PKS yang mempunyai kebun inti sendiri seperti PT Murini dan PT Adei, tak "berkelindan" dengan "kasus portal mahal" ini.

Kualitas buah segar yang berasal dari Sebanga (di dalam portal) ibarat gadis yang menjadi rebutan. Sebab rendemen kebun di Sebanga tinggi (tentu harganya kompetitif). "Buah sawit Sebanga", baik untuk adonan, maka banyak diincar pabrik-pabrik PKS (di luar portal).

Jadi, keluarnya beberapa mobil tangki CPO yang sudah sudah beberapa hari tertahan di dalam, akhirnya Rabu dinihari (12/1/2022) bisa keluar, dengan dugaan modus perusakan gembok portal. Itu juga potongan adegan, bagian dari "cuci tangan".

Lalu masalahnya dimana? Ini soal gurita pasokan, transport, CPO, dan TBS. Ini yang bisa mengurai dan menjawab pertanyaan siapa di balik portal?

Bisa dibayangkan, berapa puluh ribu hektar luas kebun sawit yang ada di Sebanga (dalam portal) sehingga begitu menjadi incaran pabrik-pabrik (di luar). Punya ijin dan membayar pajakkah kebun-kebun itu?

Tanyakan pada para pengambil kebijakan. 

Cerita Gurita Sawit Sebanga, melilit duit kantong tebal para elit. Portal menjadi saksi kepahitan para petani, yang selalu pada posisi rentan kerugian. Sebab mau TBS, mau CPO biaya dan resiko angkat dan angkut tak ada hubungannya dengan pabrik.

Jadi, portal itu "dari siapa, oleh siapa dan untuk siapa?"

Ideologinya uang, sonang, konyang, monang. "Gitu aja kok repot!". ***